Wilwatikta.ac.id, Mimpi Manchester United membangun stadion/”>stadion baru berkapasitas 100.000 kursi, "Wembley of the North," kini menghadapi kendala serius. Perselisihan harga/”>harga tanah dengan perusahaan logistik Freightliner mengancam proyek ambisius senilai Rp 159 triliun ini.
Awalnya, klub berencana membangun stadion megah rancangan Foster + Partners di lahan sekitar Old Trafford. Proyek ini dijanjikan akan menciptakan lapangan kerja dan memicu pembangunan perumahan baru. Namun, perbedaan harga tanah yang signifikan antara Manchester United dan Brookfield (induk perusahaan Freightliner) menjadi batu sandungan.
Manchester United menawar lahan tersebut sekitar Rp 870 miliar hingga Rp 1,1 triliun, sementara Brookfield meminta harga fantastis hampir Rp 8,7 triliun. Selisih harga yang sangat besar ini membuat negosiasi buntu dan mengancam target penyelesaian stadion dalam lima tahun ke depan, seperti yang diinginkan Sir Jim Ratcliffe.
Sir Alex Ferguson bahkan turut angkat bicara, menekankan pentingnya stadion baru bagi masa depan klub. CEO Omar Berrada menambahkan bahwa investasi stadion tak akan maksimal tanpa regenerasi kawasan sekitarnya. Namun, tanpa kesepakatan harga tanah, pekerjaan awal yang direncanakan akhir 2025 terancam mundur. Izin pembangunan belum didapatkan, dan arsitek pun belum secara resmi ditunjuk.
Proyek yang digambarkan sebagai simbol kebanggaan kota Manchester ini kini terancam mandek. Jika negosiasi harga tanah tak kunjung menemui titik temu, mimpi "Wembley of the North" bisa menjadi proyek yang berjalan lambat dan jauh dari ekspektasi awal.
