Wilwatikta.ac.id, Sekuel yang sangat dinanti-nantikan dari komedi klasik “happy/”>Happy Gilmore” akhirnya tiba di Netflix, tetapi sayangnya, film/”>film ini gagal memenuhi harapan. Alih-alih memberikan tawa segar dan momen mengharukan seperti pendahulunya, “Happy Gilmore 2” justru terasa hambar, penuh dengan lelucon daur ulang, dan plot yang tidak masuk akal.
Film ini dibuka dengan kejutan yang mengejutkan: kematian Virginia Venit (Julie Bowen), istri Happy Gilmore. Dalam sebuah adegan yang terasa dipaksakan dan tidak lucu, Virginia tewas akibat bola golf yang dipukul oleh Happy sendiri. Keputusan kontroversial ini langsung merusak suasana film dan membuat sulit untuk menikmati sisa cerita.
Plot utama “Happy Gilmore 2” berpusat pada Maxi League, sebuah organisasi golf baru yang mencoba mengubah permainan tradisional dengan aturan aneh dan rintangan konyol. Happy, yang masih berduka atas kematian istrinya, dibujuk untuk bergabung dengan liga ini oleh Frank Manatee (Benny Safdie), seorang tokoh licik yang hanya ingin memanfaatkan popularitas Happy.
Meskipun premisnya terdengar menarik, eksekusinya sangat mengecewakan. Lelucon-lelucon dalam film ini terasa dipaksakan dan tidak orisinal, dan banyak adegan yang hanya mengulang-ulang momen-momen dari film pertama tanpa memberikan sentuhan baru. Selain itu, film ini juga dipenuhi dengan cameo dari pegolf profesional yang kurang memiliki kemampuan akting, yang semakin mengurangi kualitas komedi.
Salah satu masalah terbesar “Happy Gilmore 2” adalah ketidakmampuannya untuk keluar dari bayang-bayang film aslinya. Alih-alih menciptakan identitasnya sendiri, sekuel ini terus-menerus merujuk pada momen-momen ikonik dari film pertama, bahkan sampai memasukkan adegan kilas balik yang tidak perlu. Hal ini membuat film terasa seperti parodi yang buruk daripada sekuel yang berdiri sendiri.
Secara keseluruhan, “Happy Gilmore 2” adalah kekecewaan besar bagi para penggemar film pertama. Dengan plot yang lemah, lelucon yang tidak lucu, dan karakter yang tidak berkesan, film ini gagal menangkap pesona dan humor dari “Happy Gilmore” yang asli. Jika Anda mencari komedi yang cerdas dan menghibur, sebaiknya hindari sekuel ini dan tonton saja film pertamanya.
